blog ini di buat sebagai sarana berbagi pada sesama semoga artikel di blog ini bermanfaat

Kerusakan Ekologi dan Kerugian Ekonomi Akibat Serangan Hama



BAB ! Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.

Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria.

Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.

Dampak yang timbul akibat serangan hama dan penyakit menyebabkan kerugian baik terhadap nilai ekonomi produksi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta petani sebagai pelaku budiaya tanaman dengan kegagalan panen serta turunnya kwalitas dan kuantitas hasil panen. Hal ini disebabkan karena adanya persaingan perebutan unsur hara dan mineral, air, cahaya matahari,  proses fisiologi tanaman, pertumbuahan dan perkembangan tanaman yang terhambat akibat hama dan penyakit.

Selain berdampak pada tanama budidaya, serangan hama dan penyakit juga berdampak terhadap agroekosistem pertanian. Kerugian-kerugian tersebut disebabkan oleh adanya pemikiran oleh para pembudidaya tanaman untuk mengendalikan serta memusnahkan hama dan penyakit yang menyerangan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang tidak sesuai dan tepat tersebut memberikan dampak kerugian yang lebih besar dari pada serangan hama dan penyakit itu sendiri terhadap tanaman.

Dengan penanggulangan hama dan penyakit terjadi hilangnya beberapa komponen-komponen agroekosistem yang berdampak akan terjadinya resistensi hama dan penyakit serta terjadinya returgenerasi. Dengan demikian perlu dilakukannya pengendalian hama dan penyakit yagn efektif dan efisien tanpa menimbulkan kerugiandan pencemaran lingkungan.

BAB 2 Pembahasan

1. Dampak Kerugian Akibat Seranga Hama pada Tanaman

Hama adalah sekelompok organisme pengganggu tanaman yagn dapat merusak tanaman budidaya baik secara fisik maupun fisiologisnya. Dampak kerugian akibat serangan hama tersebut adalah :

1. Gagal Panen

Akibat serangan hama yang paling ditakuti oleh para petani adalah terjadinya gagal panen. Kegagalan ini dikarenakan hama yang menyerang tanaman menjadikan tanaman sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi  mereka. Hama merusak tanaman dengan cara :

a.       Menghisap cairan tanaman

b.      Memotong batang tanaman baik yang muda maupun tua

c.       Memakan daun muda dan tua serta tunas-tunas muda pada tanaman

d.      Menghisap cairan dan memakan daging buah yang dapat menurunkan nilai ekonomis buah

e.       Memnbuat rumah atau sarang sebagai tempat tinggal dan berkembang biak baik pada batang, daun maupaun buah

2. Menurunnya Jumlah Produksi Tanaman

Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman tidak akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun dan batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama secara tidak langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentesis

3. Pertumbuhan Tanaman yang Terganggu

Serangan hama dapat meyebabkan pertumbuh tanaman menjadi terhambat dan bahkan tidak jarang mengalami stagnan pertumbuhan atau kerdil. Seperti serangan hama wereng pada tanaman padi yang dapat mengakibatkan tanaman padi menjadi kerdi dan tidak dapat berproduksi.

4. Menurunkan Nilai Ekonomis Hasil Produksi

Hama yang menyerang pada buah atau bagian tanaman yang memiliki nilai ekonomis akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan, hama merusak bagian-bagian buah mupun daun tanaman. Dimana penurunan ini karena adanya bagian yang diseranga oleh hama mengalami cacat dan busuk serta mengandung ulat atau larva-larva hama. Sehingga produksi tidak dapat dikonsumsi.

5. Kerugian bagi para Petani

Dampak ini timbul karena tidak adanya produksi yang dihasilkan oleh tanaman atau gagal panen serta turunnya nilai ekonomis hasil produksi. Kerugian ini disebabkan tidak adanya pendapatan petani sedangkan biaya budidaya tanaman telah mereka keluarkan dalam jumlah yang sangat besar baik dari segi pengolahan lahan, benih, penanaman serta perawatan. Sedangkan hasilnya tidak meraka dapatkan. Hal ini semakain memperpuruk kondisi dan iklim pertanian di indonesia

6. Terjadinya Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan dilakukan oleh para petani dikarenakan pendapatan yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan pengeluaran yang dilakakan dalam usaha pertanian. Sehingga muncul pemikiran untuk mengalih fungsikan lahan pertanian yagn subur ke bidang usaha lain yang lebih menjanjikan keuntungan bagi mereka. Kondisi seperti ini semakin memperpuruk iklim pertanian di indonesia serta ketahan bahan pangan dalam negri.

7. Degradasi Agroekosistem

Degradasi ekosistem terjadi karena adanya usaha yng dilakukan oleh para petani dalam penaggulangan serangan hama yang tidak memikirikan dampak negatif terhadap lingkungan serta komponen-komponen penyusun agroekosistem. Pencemaran lingkungan tersebut kerena adanya zat-zat yang berbahaya akibat digunakannya pestisida. Dengan adanya penanggulanag serangan hama yang tida sesuai ini menyebabkan terjadinya degradasi ekosistem alami.

8. Munculnya resistensi dan returgensi hama

Dengan penanggulangan serangan  hama yang tidak sesuai akan menyebabkan resistensi atau kekebalan hama terhadap pestisida dan returgensi atau ledakan jumlah populasi hama yang berakibat pada damapa kerugian aygn lebih komplek dalam usaha budidaya tanaman itu sendiri.

2. Dampak Kerugian Akibat Serangan Penyakit pada Tanaman

Dampak serangan penyakit tanaman tidak separah dampak yang ditimbulkan akibat serangan oleh hama. Namun, dampak yang timbul juga tidak kalah hebatnya dengan serangan hama. Serangan penyakit pada tanaman budidaya lebih banyak mengarah pada proses fisiologinya. Karena menyerang sel dan jaringan tanaman. Adapun dampak kerugian yagn ditimbulkan yaitu :

1. Terganggunya Proses Fotosintesis tanaman

Hal ini terjadi karena terjadinya kerusakan pada bagain penampang daun akibat penyakit. Sehingga daun tidak dapat  meyerap sinar matahari secara maksimal. Penyakit yang menyerang daun antara lain :

a.              Karat daun oleh Cendawan Phachyrizi phakospora

b.              Penyakit bercak bakteri oleh Xanthomonas phaseoli

c.              Virus mozaik yang menyerang daun muda dan tunas muda

2. Terganggunya proses absorbsi unsur hara dan mineral tanah

dengan terganggunya proses penyerapan unsur hara dan mineral dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu. Penyakit ini biasanya menyerang bagian akar tanaman sperti penyakit jamur akar merah, putih pada tanaman karet. Penyekit ini juga menyebabkan tanaman menjadi layu dan mati akibat kekurangan asupan nutrisi.

3.  Kegagalan Panen

serangan penyakit tanaman juga mengakibatkan kegagalan panen. Seperti pada tanaman jeruk yang terserangan penyakit CCBD. Tanaman jeruk tidak akan menghasilkan buah akibat serangan penyakit ini. Selain itu, tanaman juga harus di musnahkan dan diganti dengan tanaman baru yagn merupakan kerugian besar bagi para  petani karena harus mengeluarkan biaya yang besar.

4.  Penurunan nilai ekonomis

Disebakan terjadinya kerusakan pada bagian-bagian hasil produksi tanaman. Seperti terjadi busuk, polong yang tida berisi pada tanaman legum dan lain-lain. Dengan dampak ini akan semakin mempersulit kehidupan para petani.

3. Permasalahan Penerapan PHT di Tingkat Petani

1. Kurang meratanya informasi mengenai ketahanan tanaman terhadap penyakit pada berbagai komoditas tanaman.  Apalagi masih banyak petani yang menggunakan benih tidak bersertifikat yang ketahanannya tidak diketahui.

2. Penelitian tentang ras patogen juga kurang di Indonesia padahal ras selalu berkaitan dengan ketahanan tanaman.  Tanaman yang tahan terhadap ras tertentu dapat menjadi sangat rentan terhadap ras lainnya.

3. Aspek budidaya, mulai perencanaan tanam, persiapan tanam, pengolahan tanah, pemupukan, penyiangan, dan pemeliharaan lain belum disengaja agar tingkat penyakit tertekan.  Selama ini,  aspek budidaya masih lebih ditujukan agar tanaman tumbuh subur, dan berproduksi tinggi, bukan menjadi lebih tahan.

4. Musuh alami yang dimaksud dalam prinsip PHT kurang berkaitan dengan musuh alami patogen tumbuhan. Permasalahannya adalah bahwa patogen yang renik juga mempunyai musuh alami yang renik pula, sehingga tidak mudah dipahami petani.  Demikian juga, ternyata belum banyak penelitian yang mengungkap tentang bahaya pestisida terhadap kelestarian musuh alami patogen tumbuhan.

5. Masalah lainnya adalah bahwa pengamatan mingguan tidak mudah diterapkan untuk penyakit tertentu yang menyebabkan kerusakan secara cepat dan keberadaannya sangat tergantung cuaca, seperti hawar daun kentang dll.  Untuk kasus demikian justru yang diperlukan adalah pengamatan terhadap cuaca untuk meramalkan kapan datangnya penyakit. Ternyata,  teknologi peramalan penyakit tumbuhan masih sangat minim dikembangkan di Indonesia.  Nampaknya teknologi peramalan nasib justru lebih berkembang di negara kita.

6. Untuk menjadikan petani sebagai ahli PHT dengan metode SLPHT ternyata terbentur pada kurangnya materi tentang aspek patogen, penyakit dan pengendaliannya terutama untuk komoditas tertentu.

4. Ambang ekonomi hama dan penyakit

Selain berdampak pada tanama budidaya, serangan hama dan penyakit juga berdampak terhadap agroekosistem pertanian. Kerugian-kerugian tersebut disebabkan oleh adanya pemikiran oleh para pembudidaya tanaman untuk mengendalikan serta memusnahkan hama dan penyakit yang menyerangan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang tidak sesuai dan tepat tersebut memberikan dampak kerugian yang lebih besar dari pada serangan hama dan penyakit itu sendiri terhadap tanaman.

Dengan penanggulangan hama dan penyakit terjadi hilangnya beberapa komponen-komponen agroekosistem yang berdampak akan terjadinya resistensi hama dan penyakit serta terjadinya returgenerasi. Dengan demikian perlu dilakukannya pengendalian hama dan penyakit yagn efektif dan efisien tanpa menimbulkan kerugiandan pencemaran lingkungan.

Untuk melakukan tindakan pengendalin terhadap serangan hama dan penyakit harus dilakukan langkah-langlah penganalisaan terhadap dampak serangan hama dan penyakit tersebut. Kegiatan analisa ini bertujun untuk mengetahui batas ambang ekonomis serangan hama dan penyakit serta untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam penanggulangan hama dan penyakit.

Perlindungan tanaman merupakan bagian dari sistem budidaya tanaman yang bertujuan untuk membatasi kehilangan hasil akibat serangan OPT menjadi seminimal mungkin, sehingga diperoleh kwalitas dan kwantitas produksi yang baik. Sejak Pelita III pemerintah telah menetapkan sistem PHPT sebagai kebijakan dasar bagi setiapprogram perlindungan tanaman, dasar hukum PHPT tertera pada GBHN II dan GBHN IV serta Inpres 3/1986 yang kemudian lebih dimantapkan melalui UU No.12/1992 tentang sistem Budidaya Tanaman ( Anonimous, 1994).

 Konsep PHPT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional, yang sangat utama dalam manggunakan pestisida. Kebijakan ini mengakibatkan penggunaan pestisida oleh petani yang tidak tepat dan berlebihan, dengan cara ini dapat meningkatkan biaya produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas.

PHPT merupakan suatu cara pendekatan atau cara berpikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada dasar pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agro-ekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai sasaran teknologi PHPT adalah :

1)            produksi pertanian tetap tinggi,

2)            Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat,

3)            Populasi OPT dan kerusakan tanaman tetap pada aras secara ekonomi tidak merugikan dan

4)            Pengurangan resiko pencemaran Lingkungan akibat penggunaan pestisida yang berlebihan (Anonimous, 2004 ).

Tiga komponen komponen dasar yang harus dibina, yaitu : Petani,Komoditi dasil pertanian dan wilayah pengembangan dimana kegiatan pertanian berlangsung, disamping pembinaan terhadap petani diarahkan sehingga menghasilkan peningkatan produksi serta pendapatan petani.

Pengembangan komoditi hasil pertanian benar-benar berfungsi sebagai sektor yang menghasilkan bahan pangan, bahan ekspor dan bahan baku industri, sedangkan pembinaan terhadap wilayah pertanian ditujukan agar dapat menunjang pembangunan wilayah seutuhnya dan tidak terjadi ketimpangan antar wilayah ( Kusnadi, 1980).

Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani baik yang berhubungan langsung dengan produksi dan permasalahan hasil pertanian maupun yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, selain merupakan uasaha bagi petani, pertanian sudah merupakan bagian dari kehidupannya sehingga tidak hanya aspek ekonomi saja tetapi aspek yang lainya juga merupakan peranan penting dalam tindakan-tindakan petani, dengan demikian dari segi ekonomi pertanian berhasil atau tidaknya produksi dan tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani itu sendiri (Mubyarto, 1986).

PHT adalah upaya yang terencana dan terkoordinasi untuk melembagakan penerapan prinsip-prinsip PHT oleh petani dalam usaha taninya serta memasyarakatkan pengertian-pengertian PHT dikalangan masyarakat umum dalam rangka pembangunan pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. “Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan menggunakan salah satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalia yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup” (Anonimous, 1994)

1.            Menjamin kemantapan swasembada pangan.

2.            Menumbuhkan Kreativitas, dinamika dan kepemimpinan petani.

3.            Terselenggaranya dukungan yang kuat atas upaya para petani dalam menyebarluaskan penerapan PHT sehingga dapat tercipta pemabngunan pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.Pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit melalui pengendalian hama terpadu (PHT) dengan cara memperhitungkan atau menganalisa sejauh mana organisme penyebab hama dan penyakit tersebut mengganggu tanaman budidya yang disebut dengan batas ambang ekonomis (Budianto.2002)Batas ambang ekonomis serangan hama dan penyakit perlu diidentifikasi sehingga perlakukan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tepat sasaran, tujuan dan tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan (Mubyar.1986).

Ambang ekonomis merupakan suatu tingkat atau batas toleransi serangan hama dan penyakit terhadap tanaman budidaya. Jika hama dan penyakit yang  terdapat pada areal budidaya tanaman berada dibawah ambang ekonomis maka tidak perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit tersebut. Sedangkan jika keberadaan hama dan penyakit pada areal pertanaman tersebut diatas ambang ekonomis maka perlu dilakukan pengendalian (Kusnadi.1980).

5. Batasan pengendalian hama dan penyakit

            Batas  pengendalian hama dan penyakit pada tanaman yaitu tingkatakan pengendalian yang dilakukan untuk meminimalisir atau menghilangkan serangan hama dan penyakit pada tanaman budidaya dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas penanggulangan serta pengaruh penanggulangan hama dan penyakit tanaman terhadap lingkungan. Selain itu, batas pengendalian hama dan penyakit tanaman juga memperhatikan akibat-akibat yang akan muncul pada organisme-organisme penyebab hama dan penyakit seperti ledakan populasi hama dan penyakit, kekebalan hama dan penyakit serta munculnya hama dan penyakit baru pada areal budidaya.

            Jika pengandalian hama dan penyakit tanaman tidak melebihi batasan-batasan atau konsep pengendalian  hama dan penyakit maka ledakan populasi, kekebalan dan munculnya hama dan penyakit baru tidak akan terjadi. Namun, jika pengendalian yang dilakukan melebihi batasan pengendalian hama dan penyakit maka hal tersebut dapat terjadi pada agroekosistem pertanian.

Batasan-batasan perlakuan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu :

1. Penakaran dosis pestisida atau biopestisida yang sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman yang memperhatikan takaran atau jumlah konsentrasi pestisida atau biopestisida yang sesuai dengan rekomendasi yang diberikan merupakan perwujudan perlakuan pengendalian hama dan penyakit yang dibawah batasan-batasan pengendalian. Dengan perlakuan pengendalian yang demikian, maka tidak akan terjadi  ledakan populasi hama dan penyakit, serta tidak akan muncul hama dan penyakit yang kebal terhadap pestisida atau biopestisida. Jika penakaran dosis atau kosentrasi pestisida atau biopestisida melampaui batasan-batasan pengendalian hama dan penyakit tanaman atau tidak sesuai dengna rekomendasi akan terjadi ledakan populasi hama dan penyakit, serta kekebalan hama dan penyakit.

2. Melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan interval pengendalian yang panjang. Pemberian interval perlakuan tindakan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman akan meminimalisir populasi predator-predator atau musuh-musuh alami hama dan penyakit tanaman yang musnah akibat pestisida. Interval pengendalian hama dan penyakit tanaman yang pendek akan menghilangkan atau mematikan musuh-musuh alami hama dan penyakit serta membunuh komponen-komponen penyusun agroekosistem yang menyebabkan munculnya hama dan penyakit baru pada tanaman budidaya. Hal ini dikarenakan organisme yang ada pada areal budidaya kehilangan bahan makanan sehingga melakukan adaptasi dengan bahan makanan yang baru yaitu tanaman yang kita budidayakan.

3. Menghilangkan atau mengurangi populasi tanaman-tanaman inang pada areal pertanaman. tanaman inang merupakan tanaman yang disukai oleh organisme penyebab hama dan penyakit tanaman. Tanaman inang juga sebagai tempat organisme penyebab hama dan penyakit hidup selain itu tanaman ini juga  menyediakan bahan makanan untuk organisme tersebut. Dengan pengurngan populasi tanaman inang pada areal pertanaman atau penggunaan tanaman inang sebagai pohon pelindung akan mengurangi terjadinya ledakan populasi hama dan penyakit tanaman.

4. Melakukan budidaya pertanian dengan sistem pertanian berkelanjutan untuk mempertahankan komponen-komponen penyusun agroekosistem seperti musuh alami. dengan perlakuan budidaya yang baik dengan sistem berkelanjutan akan mempertahankan komponen-komponen penyusun agroekosistem dan keanekragaman hayati sehingga siklus atau mata rantai organime tersebut tetap berjalan sesuai dengan siklu yang terjadi di alam bebas sebelum dilakukannya budidaya tanaman. Dengan pertanian yang berkelanjutan dengan menggunakan bahan-bahan organik dan penggunaan agen hayati dalam peningkatan produksi tanaman akan  menegah munculnya hama-hama baru pada areal budidaya tanaman karena musuh alami organisme penyebab hama dan penyakit tetap bertahan.

6. Pemberantasan Hama Dan Penyakit Tanaman

6.1 Secara Fisik Mekanik

Pembasmian hama dan penyakit secara fisik dapat dilakukan melalui:

a.       Pemangkasan lokal ; bagian tanaman yang terserang dipotong atau dipangkas, hasil pangkasan kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman, lalu dilakukan pembakaran.

b.      Dicabut ; jika tanaman yang diserang dalam ukuran kecil (umur < 5 tahun atau bibit di persemaian) dan hampir semua bagian tanaman terserang maka tanaman tersebut di cabut sampai ke akarnya kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman lalu di bakar.

c.       Ditebang ; jika intensitas serangan tinggi (hampir semua bagian tanaman diserang >70 % bagian tanaman diserang) atau sudah sangat parah dan tanaman berumur lebih dari 5 tahun, maka dilakukan tebangan D2 penyakit. Prosedur penebangan mengikuti prosedur tebangan yang sudah ada.

d.      Dalam kegiatan pemangkasan dan penebangan harus memperhatikan aspek keselamatan kerja dengan mengacu pada prosedur kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sudah ada.

e.       Penghalang isolasi adalah daya upaya yang dijalankan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit tanaman berdasarkan peraturan perundang-undangan

f.       Pemberian abu kayu pada serangan rayap

g.      Perlakuan panas

6.2 Pembasmian hama dan penyakit secara mekanik dapat dilakukan melalui:

1. Pengambilan menggunakan tangan. Dapat dilakukan pada jenis hama ulat dan belalang, dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil.

2.  Penangkapan bersama-sama oleh banyak orang (gropyokan-Jawa) pada hama belalang.

3. Pemasangan perangkap antara lain ;

a.       Penggunaan lampu perangkap (light trap) untuk hama penggerek batang pada fase kupu-kupu. Lampu perangkap ini dipasang pada saat malam hari, peralatan yang diperlukan berupa : kain putih 2 x 1,5 m, lampu bohlam/neon, dan nampan penampung air. Kupu/ngengat yang diperoleh kemudian dimusnahkan.

b.      Penggunaan perangkap kertas warna (colour trapping) untuk hama lalat putih. Warna kertas yang digunakan bisa berwarna kuning atau lainnya yang cerah. Kertas terlebih dahulu diberi lem perekat atau racun tikus atau ter agar hama terperangkap pada kertas tersebut.

6.3 Penggunaan Pestisida

1. Biopestisida/Pesticida organik

Penggunaan pestisida organik dapat berupa bakterisida atau insektisida yang disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan (sesuai Lampiran buku petunjuk pengendalian hama dan penyakit). Beberapa contoh tanaman yang bisa digunakan sebagai pesticida misalnya daun mimbo, mahoni, gadung, tembakau, daun sirsak dan sebagainya. Atau jika dalam keadaan yang sangat memaksa bisa menggunakan pestisida kimia dengan catatan penggunaannya harus mengacu pada prosedur kerja Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang sudah ada. Contoh-contoh pestisida organik dan cara pembuatannya sesuai Lampiran 3.

2.Pestisida kimia

Penggunaan pesticida kimia harus diminimalisir. Jika atas pertimbangan ekologi dan social terpaksa harus menggunakan pesticida kimia, maka pemilihan jenis pestisidanya harus yang tidak dilarang oleh FSC, WHO maupun peraturan perundangan yang lainnya serta menggunakan prosedur keamanan dan keselamatan sesuai dengan Lembar data keselamatan bahan masing-masing (lihat MSDS). Beberapa jenis pesticida kimia yang beredar di Indonesia terlampir (Lampiran 2). Penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara :

A.            Dioleskan/bacok oles; cara ini digunakan untuk jenis pesticida sistemik, contoh untuk pemberantasan hama penggerek batang atau penggerek pucuk. Aplikasinya dengan membuat lubang pada batang dengan paku kemudian cairan insektisida dimasukkan ke lubang atau melukai kulit batang sampai dengan bagian luar kayu gubal (jaringan sebelah dalam jaringan kambium), kemudian insektisida dioleskan dengan kuas atau disemprotkan ke bekas bacokan. Selanjutnya insektisida akan diangkut melalui jaringan gubal ke bagian batang atas.

B.             Ditabur pada tanah atau di campur dengan media tanam atau media semai. Cara ini digunakan untuk jenis pestisida berwujud granular (kode G dalam kemasan).

C.             Disemprot langsung pada target hama/penyakit. Cara ini digunakan untuk jenis pestisida racun kontak atau racun lambung yang memiliki kode SC, WP, EC.

D.            Fumigasi; cara ini digunakan untuk jenis-jenis pestisida fumigan. Contohnya untuk memberantas oleng-oleng dalam fase larva. Caranya dengan memasukan insektisida fumigan pada lubang gerek kemudian lubang ditutup malam. Cara penggunaan bergantung jenis hama yang menyerang dan kondisi tanaman yang diserang.

6.4 Musuh Alami

Penggunaan musuh alami dengan pengendalian biologis  yaitu penggunaan serangga atau bakteri dalam pengendalian hama secara innundative (pelepasan musuh alami secara berulang dengan jenis lokal) dan klasikal (pelepasan musuh alami secara tidak berulang dengan jenis eksotik). Musuh alami kita pilih musuh alami yang paling dekat dengan target hama, kita pilih yang terbatas/lebih sedikit sehingga tidak akan menyerang di luar target. Penggunaan musuh alami harus mengacu pada aturan penggunaan kontrol biologi.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hama

http://fapertauir.blogspot.com/2011/01/dampak-kerugian-akibat-serangan-hama.html

http://wahanapertanian.blogspot.com/2011/01/ambang-ekonomi-hama-dan-penyakit.html

2 komentar:

blog zombie mengatakan...

terimakasih informasinya sangat bermanfaat sekali Walatra Jelly Gamat G Sea

JULIA FRANLIN mengatakan...

Mungkin saja penyakit HIV dapat disembuhkan karena saya telah berkali-kali scammed sampai saya bertemu dengan pria hebat ini dukun Dr Akhigbe yang membantu saya pada awalnya saya tidak pernah percaya semua komentar dan posting tentang dia dan saya sangat sakit karena saya telah terinfeksi HIV / AIDS selama dua tahun terakhir, hanya 2 bulan terakhir saya terus membaca kesaksian tentang pria ini bernama Dr Akhigbe mereka mengatakan bahwa pria itu sangat kuat dia telah menyembuhkan berbagai jenis penyakit, saya terus memantau jabatannya beberapa orang tentang pria ini dan saya mengetahui bahwa dia nyata sehingga saya memutuskan untuk memberinya persidangan. Saya menghubunginya untuk meminta bantuan dan dia berkata bahwa dia akan membantu saya mendapatkan kesembuhan yang saya perlukan hanyalah mengirimnya uang ke menyiapkan obat dan setelah itu akan dikirim kepada saya melalui jasa pengiriman kurir DHL yang saya lakukan dengan sangat mengejutkan obat itu dikirimkan kepada saya dia memberi saya petunjuk untuk mengikuti cara meminumnya bahwa setelah tiga minggu saya harus pergi untuk pemeriksaan , setelah minum obat an d ikuti instruksinya setelah tiga minggu saya kembali ke rumah sakit untuk tes lain, pada awalnya saya terkejut ketika dokter mengatakan kepada saya bahwa saya negatif saya meminta dokter untuk memeriksa lagi dan hasilnya masih negatif yang sama yaitu bagaimana saya bebas dari HIV VIRUS karena kaget saya memutuskan untuk datang dan membagikan kesaksian saya sendiri kepada Anda untuk mereka yang berpikir tidak ada obat untuk HIV VIRUS yang akhirnya sembuh dan hubungi Dr Akhigbe melalui email drrealakhigbe@gmail.com dia akan membantu Anda, Anda juga dapat mengirimnya melalui +2348142454860 ia juga sempurna dalam menyembuhkan DIABETIK, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MALARIA, BACTERIA DIARRJHEA, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, ASTHMA, PENYAKIT HATI, CHRON. PENYAKIT. NAUSEA VOMITING ATAU DIARRHEA, PENYAKIT GINJAL ,, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, DINGIN UMUM, SENDI BERSAMA, OSTEOPOROSIS, RABIESRHEUMATISM, THYROID, GALLSTONE, COLD & FLU, TUBUH KEMUDI, PELANGGARAN, PELUANG, TUBUH, PELANGGARAN, PELUANG, PELANGGARAN. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH. dll percayalah bahwa penyakit mematikan bukan lagi hukuman yang mematikan karena dr akhigbe memiliki obatnya. ayah baptis dari herbal root.email: drrealakhigbe@gmail.com nomor whatsapp. +2349010754824 situs web: https://drrealakhigbe.weebly.com

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review